Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab Menuntut Ilmu Bag.1 Mengikhlaskan Niat Kepada Allah Ta'la

Source Image : https://prezi.com
Ilmu adalah ketaatan dan ibadah, sedangan ikhlas kepada Allah wajib hukumnya dalam seluruh bentuk ibadah dan ketaatan. Allah Ta'la berfirman:

وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة وذٰلك دين القية 

" Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yg lurus". ( Al Bayyinah:5)

Ikhlas dalam menuntut ilmu adalah mencari ridho Allah dengan ilmu tersebut. Maka ketika ambisi seorang penuntut ilmu adalah untuk memperoleh ijazdh atau menduduki suatu jabatan untuk mendapatkan manfaat yang bersifat materi saja, maka sesungguhnya ia tidak ikhlas dalam menuntut ilmu.

Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang mempelajari suatu ilmu yang sepatutnya untuk mencari ridha Allah, namun ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mendapatkan keuntungan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat." maksudnya adalah wanginya (HR Ahmad [2/338], Abu Dawud [3664], Ibnu Majjah [252] dan di shahihkan oleh Al Hakim [1/160])

Dalam hal ini, Nabi telah mendorong kita untuk mengikhlaskan niat kepada Allah, sebagaimana dalam hadis muttafaqun 'alaih:

إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرىء ما نوى 

" Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang memperoleh apa yang ia niatkan" (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Para ulama benar-benar memberikan perhatian terhadap hadis ini dan menjadikannya sebagai pengantar dalam karya-karya mereka, dikarenakan adanya kebutuhan umum pada hadis tersebut.

Al Bukhari Rahimahullah misalnya, ia menjadikan hadis ini sebagai pengantar kitab shahih-nya, sehingga para ulama memberikan komentar, "Hadis itu adalah khutbah kitabnya". Maksudnya adalah untuk mengingatkan para penuntut ilmu agar meluruskan niat, mengharap ridho Allah dan menempuh jalan yang telah dilalui oleh An Nawawi dan Al Baghawy dalam banyak karya mereka berdua dan juga pengarang-pengarang lainnya.

Abdurrahman bin Mahdi menuturkan:

لو صنفت كتابا بدأت في أول كل كتاب منه بهذا الحديث 

"Sekiranya aku menulis buku, maka aku akan mengawali setiap buku dengan hadis ini"

Al Imam Ahmad menyatakan :

"Tidak ada sesuatupun yang dapat menandingi ilmu bagi orang yang niatnya benar.' orang-orang lalu bertanya, ' bagaimana itu bisa terjadi?' beliau menjawab, ' ia berniat untuk membuang kebodohan dari dirinya dan orang lain.'"

Abu Yusuf menyatakan:

"Niatkanlah Allah dengan ilmu yang kalian miliki, karena sesungguhnya aku tidak pernah duduk di suatu majelis dimana didalamnya aku berniat untuk bersikap tawadhu', melainkan aku menjadi lebih mulia daripada orang-orang ketika aku bangkit. Aku juga tidak pernah duduk disuatu majelis dimana didalam majelis itu aku berniat agar lebih tinggi dari orang-orang, melainkan tersingkaplah keburukan-keburukanku ketika aku bangkit."

Kitab Rujukan:
1. Tadzkirah As-Saami' wa Al Mutakallim, hlm 69
2. Adab Penuntut Ilmu - Ibrahim Al Ustman

Ma’had Abu Bakar As Shiddiq, Selasa 17 Desember 2019
Ditulis Oleh : Nur Fatimah / Sekertaris Bidang PIP PD IPM Karanganyar

Posting Komentar untuk "Adab Menuntut Ilmu Bag.1 Mengikhlaskan Niat Kepada Allah Ta'la"