Mata Rantai Dosa
![]() |
image from google.com |
Hisyam bin hasan bertutur: saya pernah berjalan di belakang
Al A’la bin Ziyad Al Adawi sambil menghindari tanah yang becek. Tiba tiba ada
seseorang yang mendorongku lalu kakiku terperosok ke dalam tanah yang becek tersebut,
lalu saya pun masuk dan berjalan di tanah becek tersebut dan tidak khawatir
lagi terkena becek.
Sesaipainya di pintu Al A’la bin Ziyad berdiri dan berkata:
wahai hisyam, apakah kamu sudah menyaksikan sendiri?, hisyam menjawab: ya,
sudah. Al A’la bin Ziyad berkata: demikian seorang muslim selalu menghindari
dosa-dosa, tetapi apabila sudah terjatuh kedalamnya ia akan menerabas dan
berjalan ke dalamnya. (muwaqif Musyriqah fi Hayat as salaf, Musa Muhammad
al-Aswad,1/153)
Berhati hatilah dengan dosa, terutama dosa pembuka. Karna
dosa pembuka ini ibarat pintu gerbang di sebuah benteng yang kokoh yang telah
berhasil didobrak oleh musuh. Bila sudah didobrak, maka mudah dimasuki oleh
dosa dosa berikutnya. Karna itu dosa pembuka ini harus segera ditaubati agar
tidak menjerumuskan seseorang ke dalam mata rantai dosa dan tidak diketahui
bagaimana akhirnya. Ini karena setiap dosa yang dilakukan pasti mengotori hati
dan menorehkan titik hitam di dalamnya, sehingga bila tidak segera dibersihkan
dikhawatirkan akann mendorongnya melakukan mata rantai dosa berikutnya tanpa
bisa dihentikan dan tanpa disadarinya.
Sabda Nabi saw, : “ berbagai fitnah dibentangkan di hati
seperti dibentangkannya tikar. Setiap hati yang mengingkarinya maka tertoreh
satu titik putih di dalamnya, dan setiap hati yang menyerapnya maka tertoreh
satu titik hitam didalamnya, hingga hati menjadi dua macam; hati putih seperti
benda jernih, fitnah tidak akan membahayakannya slama langit dan bumi masih
ada, dan yang lainnya hati hitam berdebu seperti panic kotor-Nabi saw
memiringkan telapak tangannya- ia tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari
kemungkaran kecuali sesuatu yang terserap dari hawa nafsu”.(Musnad Ahmad 22193)
Kemudian Nabi saw mengajari kita bagaimana memandang dosa:
“sesungguhnya orang beriman memandang dosa-dosanya seperti orang yang duduk di
bawah bukit berbatu, ia takut bukit itu akan runtuh menimpannya. Sedangkan
orang fajir memandang dosa dosanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya lalu
ia menepisnya dengan tangannya begitu saja’.(Bukhari 6308)
Karna itu, Allah swt memerintahkan agar kita bersegera
membersihkan diri dari dosa agar terhindar dari akibat buruknya. Firman-Nya: “
dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa”.(QS.
Ali Imran: 133)
Tetapi setan selalu menggoda manusia untuk meunda taubat dan
tidak tidak mengampuni kesalahan, dengan cara membukakan berbagai pintu alasan
untuk membela diri seolah olah dia tidak salah, padahal jika ia mau
mendengarkan suara hatinya yang jernih, cukup baginya untuk menyadari kesalahan
dan dosanya.
Firman Allah: “bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya
sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan alasanya”. (Al Qiyamah: 14-15) atau setan
mengelabuhinya dengan cara berangan angan kepada Allah, dengan meremehkan
kesalahan dan dosa karena Allah maha pengampun, atau menimpakan kesalah kepada
orang lain tanpa mau mengakui kesalahan dirinya sama sekali karena tidak
mungkin orang hebat dan cerdas seperti dirinya berbuat salah.
Firman Allah”
setan itu memberikan janji janji kepada mereka dan membangkitkan angan angan
kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain
dari tipuan belaka (QS. An Nisa’:21)
Sabda Nabi saw, “orang cerdas adalah orang yang mempersiapkan
dirinya dan beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang bodoh yang
jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan kepada Allah”. (Musnad Ahmad
17124). Karena setelah dikeluarkan dari surge, Nabi Adam as segera mengakui
kesalahan dan kezaliman dirinya seraya memohon ampunan kepada Allah, “ keduanya
berkata:’Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika engkau
tidak mengampuni kami dan member rahmat, niscaya kami, termasuk orang orang
yang merugi” (QS. Al A’raf: 23)
Maka Nabi adam as terhindar dari mata rantai dosa. Firman
Allah swt “kemudian Tuhannya memilihnya maka dia menerima taubatnya dan
memberinya petunjuk”.(Thaha: 122)
(fat)
Posting Komentar untuk "Mata Rantai Dosa"