Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Halalkan, tinggalkan atau ditinggal

image from google

Kita sebagai manusia tentu memiliki rasa cinta dan ini adalah fitroh. 
Secara alamiah rasa ketertarikan dan menyayangi ini berfungsi bagi manusia untuk mempertahankan keturunan serta mencegah manusia berbuat keji. 
Secara agama rasa cinta ini dibenarkan dan sekali lagi ini adalah fitroh. 
Berbekal rasa cinta ini muncul ibadah, taqwa, keluarga, sifat nasionalisme, 
sifat kesukuan, tergantung terhadap object apa yang kita cintai. 

Kali ini kita membahas cinta pada sesama, yang manusia berhak mencintai.
Wabil khusus seorang laki laki berhak mencintai siapapun wanita yang ia kagumi begitupun sebaliknya. Tidak ada batasan Selama yang kita cintai bukan mahrom atau milik orang lain. 
Dengan kebebasan ini manusia dapat memilih dan mencari pasangan yang dia inginkan, 
dimanapun dan kapanpun. Namun dibalik hak dan kebebasan ini ada hal yang yang perlu digarisbawahi.

MANUSIA BERHAK MEMILIH NAMUN ALLAH YANG MENENTUKAN. 

Yang seindah indah rencana dan pilihan kita tetap saja Allah yang menentukan. 
Jadi di balik kebebasan ini ada rasa sakit dan pedih yang siap kita hadapi. 
Ada kecewa dan luka yang sudah siap menanti bila pilihan tak sesuai dengan kenyataan. 

Maka benarlah berharap pada sesama memang menyakitkan dan berharaplah padaNya 
karena di tangan-Nya-lah nasib semua hal di dunia ini dan slogan yang tengah tenar di kalangan ikhwan dan akhwat dakwah akhir akhir ini yaitu “ Halalkan atau tinggalkan”, 
perlu kita koreksi menjadi “ halalkan, tinggalkan atau ditinggal” ya kemungkinan selalu ada. 
Jangan membayangkan hanya kita yang menentukan, selalu ada factor factor lain. Dunia ini penuh dengan kemungkinan. 

One next chapter kita akan sedikit membahas campur tangan manusia dalam dunia perjodohan. Semoga bermanfaat.



penulis : Atha Zha Zha Zaky
facebook : Atha Zha Zha Zaky




(fat)

:) 

Posting Komentar untuk "Halalkan, tinggalkan atau ditinggal"