Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ah IPM-ku, kini aku baru menyadari cinta itu..

ipm 
 
Berawal dari ketidak seriusanku berorganisasi, ketidak tahuanku tentang manajemen organisasi, ketidak mampuanku dalam mengelola waktu, dan kekakuanku dalam memproses masalah, namun disinilah IPM mengajariku tentang semua hal itu.

4 tahun sudah aku menjadi kader organisasi IPM, ya, Ikatan Pelajar Muhammadiyah namanya. Sejak kelas 1 SMP di SMP Muhammadiyah Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, aku sudah berorganisasi. Memang kakak-kakakku pun sejak SMP dan SMA di Muhammadiyah sudah mengikuti organisasi ini. Namun awal aku mengikuti organisasi ini hanya sekedar tertarik, karena saudaraku banyak yang mengikuti organisasi ini, akhirnya aku ikut didalamnya dan menjabat sebagai sekertaris 1 (wakil sekertaris umum).

Di IPM aku tidak belajar banyak dan mungkin tidak ingin belajar banyak tentang IPM. Aku hanya sekedar tahu tentang tugasku. Aku kurang menonjol dalam tugasku, karena yang memegang jabatan sekertaris umum adalah saudaraku sendiri, sehingga aku merasa dia bisa menyelesaikannya. Ah, memang ketidak seriusanku membuat oranglain terbebani banyak. Aku hanya membantunya saat dia tidak ada disekre PR IPM untuk membuat surat, dan hanya membantunya saat dia ada pekerjaan double.

Singkat cerita,
Setahun berlalu, tahun 2011/2012 aku menjabat sebagai ketua umum PR IPM di SMP-ku. Akhirnya tingkat keseriusanku meningkat, ketidak tahuanku tentang IPM harus aku paksakan tahu, agar ketika ada yang bertanya tentang IPM aku tidak bilang “aku tidak tahu”, akan sangat memalukan bukan? Dan akhirnya akupun sering mengikuti pelatihan Taruna Melati 1 (TM 1) disekolah-sekolah Muhammadiyah didaerahku. Aku mengikuti TM 1 sekitar 3 kali, dan memang materi yang diberikan sama. Setahun berlalu, aku melepaskan jabatan ketua umum di PR IPM SMP, karena sudah menginjak kelas 9 SMP dan harus segera fokus untuk ujian sekolah~

Akhirnya,
Aku hijrah ke Yogyakarta, dan memilih SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta sebagai pilihanku untuk melanjutkan pendidikan. Aku berniat untuk mengikuti kembali IPM sebagai salah satu organisasi yang aku ikuti disekolah. Tahun 2013/2014, aku terpilih sebagai sekertaris bidang perkaderan, namun aku merasa lepas tanggung jawab, karena yang menjalankan tugasku adalah kakak kelasku. Karena saat kelas X, memang sangat menyibukkan, wajib mengikuti salah satu ekstra, yang waktunya 3 hari dalam seminggu, dan ekskul yang saya pilih adalah Tapak Suci. Belum ditambah tugas presentasi, makalah dan PR lainnya yang menumpuk, sehingga membuat tugasku di IPM terbengkalai. Namun, kakak kelasku mengerti dan sering membantuku.


Setelah setahun menjabat sebagai sekertaris bidang perkaderan, tahun 2014/2015 aku menjadi salah satu kandidat dari 5 kandidat sebagai ketua umum PR IPM SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Awalnya aku kaget mengapa bisa terpilih sebagai kandidat dan harus berorasi ditengah lapang yang dilihat kurang lebih 1000 siswa disekolahku beserta karyawan dan guru. Dan saat 3 kali vote, akhirnya aku terpilih kembali menjadi ketua umum PR IPM di SMA-ku.

“Ya Allah, apa aku mampu?” Itulah yang terucap, karena sungguh berat amanah ini. Amanah yang dipercayakan kepadaku untuk mengontrol, mengawasi kegiatan dan harus menjadi teladan bagi siswa lain, apa aku mampu? Dan aku yakin, bahwa Allah yakin padaku. Allah akan membantuku dan Dia selalu membimbingku.

Event demi event telah terlaksana,
Sesampainya pada tanggal 7 September 2015, aku harus melepas jas IPM yang aku kenakan dihari upacara, didepan teman-teman satu sekolahku. Ya, masa jabatanku telah habis. “Ya Allah, mengapa ini sungguh berat bagiku untuk melepasnya? Mengapa cinta ini datang setelah ia pergi?” Ah, aku baru mencintainya dihari itu. Aku terlambat untuk mencintainya dengan sepenuh hati. Aku melepaskan IPM dengan tangis dan pelukan pada ketua umum baru (ketua umum perempuan).

Kini aku telah melepaskannya,

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), organisasi yang telah membuatku bisa lebih memanajemen waktu, membagi tugas dan hal-hal lainnya yang membuatku menjadi lebih baik. Dan aku pun sadar, bahwa dengan berorganisasi, banyak-sedikit kita akan berubah menjadi lebih baik, namun dalam sudut yang berbeda-beda. 


Selamat berjuang kawan seperjuanganku di IPM. Insya Allah bersamanya, ada Ridho-Nya.

Sumber :
Penulis : Syifa Rahma
Blog     : syifarahma.wordpress.com

Posting Komentar untuk "Ah IPM-ku, kini aku baru menyadari cinta itu.."