Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa yang tidak pernah, bukan berarti


Apa yang tidak pernah tersampaikan oleh kata-kata
Bukan berarti dia tidak pernah tersampaikan
Apa yang tidak pernah dituliskan oleh huruf-huruf
Bukan berarti dia tidak pernah dituliskan

Apa yang tidak pernah dikirimkan lewat pak pos, mamang kurir,atau sekadar angin, perantara bulan purnama, bintang-gemintang
Maka bukan berarti dia tidak pernah dikirimkan
Apa yang tidak pernah dihamparkan di atas rumput menghijau,di atas halaman sekolah, atau sekadar di langit-langit kamar
Maka bukan berarti dia tidak pernah terhamparkan.

Wahai, boleh jadi sungguh hal itu telah disampaikan, oleh kerling mata
Boleh jadi sungguh sudah dituliskan, lewat gesture wajah
Mungkin saja sudah dikirimkan, melalui simbol-simbol laksana simbol asap suku pedalaman
Dan bahkan telah dihamparkan melalui semuanya, segalanya

Tidakkah kau mengerti?
Sungguh, apa yang tidak pernah dibisikkan oleh mulut kita
Bukan berarti dia tidak pernah dipanjatkan
Dipanjatkan lewat doa-doa, lewat diam, lewat keheningan hati yang terhormat.
Maka menjalin tinggi ke atas sana
Menunggu jawaban yang pasti dan melegakan hati.
Tidak akan merugi bagi yang paham.

( Tere Liye )

Posting Komentar untuk "Apa yang tidak pernah, bukan berarti"