Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kitakah Pendatang Keajaiban Itu?



Ipm Karanganyar - ALKISAH usai makan siang bersama, seorang pemuda dengan seorang teman kantornya berjalan santai menyusuri jalanan.  Tiba-tiba dari arah yang berlawanan, seorang perempuan tua berpakaian sederhana menghampiri keduanya sambil menenteng beberapa kantong plastik berisi sayuran.

“Maaf Tuan, mau beli sayuran ini? Saya sendiri yang menanam dan memetiknya,” sambil tangan keriputnya mengulurkan kantong plastik.
Setelah menatap si nenek sebentar, tanpa basa-basi, si teman mengeluarkan dompet dan membayarnya. Tiga kantong plastik sayuran pun berpindah tangan.
“Terima kasih Tuan, semoga Tuan diberi lancar rezeki,” dengan suara bergetar terharu si nenek menggenggam erat uang jualannya.
Setelah nenek itu berlalu, si pemuda bertanya heran kepada temannya, “Kamu beneran mau makan sayur ini? Kamu lihat sendiri sayur itu sudah layu dan mulai kuning, berulat lagi!”
Dengan tertawa kecil, si teman menjawab, “Ya enggak lah! Sayuran ini tidak layak dimakan.”
“Lha.. kenapa kamu beli?”
“Karena kalau enggak aku beli, nggak ada orang yang mau membelinya. Kan kasihan si nenek nggak dapat penghasilan.”
Si pemuda terhenyak kagum atas kebaikan si teman. Segera pemuda itu berbalik mengejar si nenek untuk melakukan hal yang sama. Sambil berlinang air mata si nenek berucap,
“Anak muda, terima kasih. Nenek tahu, kalian membeli sayur ini karena kasihan melihat nenek. Sayurannya memang kurang segar.. Kalau bukan kalian, tidak ada yang mau membelinya. Uang ini sungguh sangat berarti untuk membeli obat, untuk cucu nenek yang sedang sakit. Semoga Tuhan membalas kebaikan kalian.”
Pembaca yang bijaksana,
Sayuran yang tidak bisa dimakan pun ternyata mampu memberi pelajaran berharga untuk kita semua. Saat jatuh dan terpuruk, kita sungguh berharap keajaiban akan datang kepada kita, mendapatkan pertolongan entah dari mana atau dari siapa. Namun sebaliknya, ketika kita punya kemampuan, ketika kita sukses, apakah kita bersedia menjadi orang yang mendatangkan keajaiban itu? Mau mengulurkan tangan berbagi kepada sesama?
Kebaikan memang butuh dipraktikkan, kebaikan perlu dibiasakan; seperti kata mutiara yang mengatakan, “Kadang  memang sulit menjadi orang baik, tetapi lebih baik menjadi orang baik walaupun sulit.” []
( Satrio W ) Disadur dari Andriewongso.com

Posting Komentar untuk "Kitakah Pendatang Keajaiban Itu?"