Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari kegelapan menuju Cahaya

IMG_20150414_104728

 Jika sudah terasa terangnya maka peliharalah cahaya itu sebaik-baiknya.
Sungguh berbeda terang bisa melihat dengan kegelapan yang buta.

وَمَا يَسْتَوِى الْأَعْمٰى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَلَا الْمُسِىٓءُ ۚ قَلِيلًا مَّا تَتَذَكَّرُونَ
Dan tidak sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidak (sama) pula orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan orang-orang yang berbuat kejahatan. Hanya sedikit sekali yang kamu ambil pelajaran.


[QS. Ghafir: Ayat 58]

Allah ta’ala berfirman,
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
“Allah adalah penolong bagi orang-orang yang beriman, Allah mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya..” [QS. al-Baqarah: 257]
Penyebutan kegelapan dalam bentuk jamak (az-Zhulumaat),
Menunjukkan banyaknya jenis kegelapan..

Gelapnya syirik, kebodohan, kezhaliman, dan lainnya..
AlQur’an adalah cahaya utama bagi alam seisinya dengan syarat mesti sungguh beriman kepada Allah dan RasulNya. Pelajari alQur’an dengan Sunnah Rasul-nya maka dapatlah cahaya yang diturunkan.
فَئَامِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَالنُّورِ الَّذِىٓ أَنْزَلْنَا ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Qur’an) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. [QS. At-Tagabun: Ayat 8]

Menuju satu cahaya (an-Nuur) yakni Islam.Diantaranya dengan petunjuk al-Qur’an..
Bukan sekedar dibaca ataupun dihafal, namun dipahami dan diamalkan..
Sebagaimana firman-Nya,


هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
“Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) Supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya..”
[QS al-Hadid: 9]


Dari kegelapan menuju cahaya, namun bisa berbalik setelah terang menjadi gelap lagi.
Kita sudah bangga ketika hafalan Al Qur’an kita banyak, namun cahaya alQur’an itu bisa redup bahkan hilang karena beralih kecintaan. Ketika cinta kepada Allah, Rasulullah dan cinta pada Petunjuk Allah dan RasulNya beralih kepada cinta kepada materi, kepada benda kepada dunia maka akibatnya adalah kegelapan kegelapan itu.
Ada kisah Hafidz alQur’an yang bisa murtad. Seorang lelaki gagah yang mengayunkan pedangnya menebas tubuh demi tubuh pasukan romawi. Ia adalah dulunya termasuk dari Tabi’in (270 H) yang HAFAL AL QURAN.


Namanya adalah sebaik-baik nama, ‘Abdah bin ‘Abdurrahiim. Keimanannya tak diragukan. Adakah bandingannya di dunia ini seorang mujahid yang hafal AL QURAN, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya…???
Namun tak dinyana, akhir hayatnya mati dalam kemurtadan dan hilang semua ISI AL QURAN dalam hafalannya melainkan 2 AYAT SAJA YANG TERSISA. Ayat apakah itu?? Apakah penyebabnya..??

Inilah kisahnya :
Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang romawi. Ia hantarkan orang romawi itu ke neraka dengan pedangnya.


Tak disangka pula, nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang WANITA ROMAWI, tidak dengan pedang melainkan dengan ASMARA.

Kaum muslimin sedang mengepung kampung romawi. Tiba-tiba mata ‘Abdah tertuju kepada seorang wanita romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorangpun dijamin tak lolos su’ul khotimah.
Tak tahan, iapun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih:

“Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?”
Perempuan itu menjawab: “Kakanda, masuklah agama nashrani maka aku jadi milikmu.”
Syahwat telah memenuhi relung hati ‘Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa beriman, tuli peringatan dan buta Al Quran. Hatinya terbangun tembok anti hidayah.


Khotamallaahu ‘ala qulubihim wa’ala sam’ihim wa’ala abshorihim ghisyawah… Astaghfirullah, ma’adzallah. Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya, orangnya masih hidup namun imannya sudah mati terkubur oleh syahwatnya. Demi tubuh cantik nan fana itu ia rela tinggalkan islam. Ia rela murtad.


Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Al Qur’an meninggalkan Allah dan menjadi hamba salib?
Ketika dibujuk untuk taubat ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya, “Dimana Al Quran mu yang dulu???”


Ia menjawab, “Aku telah lupa semua isi Al Quran kecuali 2 ayat saja yaitu :

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.”

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ.
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).”
(QS. Al Hijr: 2-3)


Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah yang terakhir namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum nashrani. Dalam keadaan seperti itulah dia sampai mati. Mati dalam keadaan MURTAD.
Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad, apatah lagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan.
Saudaraku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah lindungi kita dari fitnah wanita dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk di akhir hayat.
Ma taraktu ba’di fitnatan adhorro ‘ala ar rijaal min nisaa…
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yg maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali fitnah wanita.” (muttafaq ‘alaih).

Allah telah ingatkan dalam alQur’an surat 3 Ali Imran ayat 98,99 dan 100.
قُلْ يٰٓأَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِئَايٰتِ اللَّهِ وَاللَّهُ شَهِيدٌ عَلٰى مَا تَعْمَلُونَ (98)
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?” (98)
قُلْ يٰٓأَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ ءَامَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَآءُ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah, kamu menghendakinya (jalan Allah) bengkok, padahal kamu menyaksikan?” Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (99)
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِّنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتٰبَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمٰنِكُمْ كٰفِرِينَ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.[QS.3 Ali ‘Imran100]

Pesona ahli kitab bisa menjadikan seorang yang telah beriman menjadi murtad, mereka akan mengembalikan kamu kedalam kegelapan dengan segala pesona tipu dayanya, mari kita raih iman yang kuat dan tingkatkan taqwa kepada Allah.
Rasulullah berdoa mohon kepada Allah untuk menyempurnakan cahaya baginya, inilah tuntunan untuk menyempurnakan cahaya
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوٓا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسٰى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللَّهُ النَّبِىَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ ۥ ۖ نُورُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمٰنِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَآ أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَآ ۖ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
[QS. At-Tahrim: Ayat 8]

Waallahu’alam bisshawab.

Posting Komentar untuk "Dari kegelapan menuju Cahaya "